semua orang tua menginginkan anaknya mandiri. kita tentu sadar bahwa pada saatnya nanti anak akan dewasa. saat itulah kita harus melepas mereka. untuk mengantisipasinya, anak perlu di biasakan dan didik menjadi mandiri. namun banyak orang tua kebingungan mendidik annak menjadi mandiri. berikut kami bagikan tips mendidik anak agar mandiri. artikel berikut bersumber dari : asianparents yang di tulis oleh : Dyah D. Anggarini.
1.
Saat membaca sebuah tulisan yang mengulas tentang TMA Homeschool Conference 2015, saya merasa sangat lega. Salah satu pembicaranya, Joy Mendoza, membicarakan tentang membiarkan anak-anak yang mandi sendiri di awal usia mereka yang ketiga.
Joy mengatakan bahwa dengan melakukan hal itu, anak-anak belajar tentang cara merawat tubuh mereka, bahwa bagian pribadi mereka harus tetap menjadi pribadi, dan mengurangi satu pekerjaan ibu!
Saya senang karena semua poin yang ia sebutkan benar, terutama yang ketiga. Saya sesungguhnya merasa agak bersalah karena saya telah membiarkan anak kedua saya mandi sendiri, bahkan sebelum usianya empat tahun. Saya sangat lega mengetahui ada ibu-ibu di luar sana yang melakukannya.
2.
Saya merasa puas bisa menyekolahkan anak-anak saya tapi saya juga menyukai pekerjaan saya. Pada mulanya, saya tahu bahwa saya harus meluangkan waktu untuk mereka karena mereka adalah alasan utama saya untuk bekerja di rumah. Inilah yang saya lakukan.
Saya membiarkan mereka di sore hari ketika saya sedang bekerja. Saya merasa nyaman dengan fakta bahwa dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berkembang dengan permainan yang tidak terstruktur. Jadi, saya tidak menghibur dan menemani mereka bermain sepanjang waktu.
3.
Saya akui saya tidak suka melihat barang-barang berantakan, tapi saya juga kadang-kadang terlalu lelah untuk membereskan semuanya. Solusi saya? Biasakan mereka untuk membereskan barang-barangnya sendiri.
Akhir-akhir ini, saya semakin yakin – dengan menjadi tegas dan konsisten – bahwa mereka harus mengemasi barang-barang mereka setiap malam. Saya memberitahu mereka bahwa ruang bermain adalah tanggung jawab mereka dan mereka tidak boleh tidur sebelum semuanya rapi dan ada di tempatnya.
4.
Berbagai website parenting juga menekankan pentingnya anak berpakaian dan memakai sepatu sendiri begitu mereka menunjukkan minat untuk melakukannya, meskipun itu memerlukan waktu yang cukup lama. Sensasi perasaan berhasil menyelesaikan sesuatu bisa Anda lihat di wajah mereka dan itu tak ternilai.
5.
Saya sering merasa jengkel saat anak-anak saya tiba-tiba bertengkar. Saya biasanya menengahi dan membantu menyelesaikan pertengkaran itu. Sampai saat ini, saya selalu merasa takjub karena melihat mereka yang bisa bercengkrama kembali dengan cepat.
Dari waktu ke waktu, mereka akan belajar cara mengatasi masalah mereka dan kembali bermain bersama. Mungkin kederangannya sepele, tapi ini juga termasuk langkah awal untuk membiasakan anak mandiri.
6.
Satu-satunya perempuan di antara keempat anak saya adalah anak yang paling sering jatuh karena sifatnya yang ceroboh dan grusa-grusu. Saya hanya melihat saja saat dia berlarian di depan rumah yang jalannya cukup menanjak, meski dalam hati khawatir juga.
Tapi lama-kelamaan dia sudah tidak lagi menangis saat jatuh dan hanya pulang ke rumah untuk melapor, “Ma, kakiku sakit. Aku tadi jatuh.” Berita baiknya, dia sudah lebih berhati-hati di mana pun dia berada.
Parents, itulah beberapa tips untuk membesarkan dan membiasakan anak mandiri. Awalnya memang tidak mudah, tapi hasilnya akan indah.
Sumber referensi: http://ph.theasianparent.com/
0 komentar:
Posting Komentar